Payback Period: Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Contoh

Akuntansi & Ekonomi

March 3, 2023

Amry Nur Hidayat

payback period

Payback period adalah teknik pengukuran yang lazim dilakukan oleh setiap pelaku bisnis atau investor sebelum mengambil keputusan. Hal ini dilakukan agar pemilik modal dapat mengetahui apakah perusahaan atau instrumen investasi yang dipilih cukup menguntungkan atau tidak. 

 

Apa itu Payback Period

Payback period (PP) dapat dipahami sebagai jangka waktu yang diperlukan untuk memulihkan modal awal bisnis atau investasi. Semakin singkat ukuran waktu payback period suatu bisnis atau instrumen investasi, maka akan semakin disukai oleh pelaku bisnis atau investor. 

Payback period lazim digunakan sebagai alat ukur untuk menilai tingkat keamanan investasi. Namun, payback period tidak dapat mengukur keuntungan jangka panjang dari investasi atau bisnis. Oleh karena itu, perlu digunakan metrik lain untuk mengukur keperluan lain dalam bisnis.

Fungsi Menghitung Payback Period

Payback period adalah acuan bagi investor untuk membuat keputusan penanaman modal atau acuan pelaku bisnis untuk memulai usaha. Hal tersebut akan disimpulkan dari beberapa fungsi payback berikut ini:

1. Mengetahui kapan dapat menerima untuk dari usaha, meskipun belum diketahui pasti berapa jumlahnya.

2. Meningkatkan akurasi dalam memilih instrumen investasi atau ide bisnis yang akan dijalankan. 

3. Memberi gambaran mengenai risiko yang akan diterima. 

fungsi menghitung payback period

Cara menghitung payback period

Menghitung payback period dapat dilakukan dengan mudah. Jika kamu adalah seorang pelaku investasi ke sebuah perusahaan, kamu hanya perlu mengetahui jumlah kas netto perusahaan tersebut untuk dijadikan pembagi dari dana yang diinvestasikan.  

Apa yang dimaksud sebagai kas netto adalah aset uang milik perusahaan yang sudah bebas dari pajak, utang, bunga, dan beban lainnya. Dana bersih ini dihitung per tahun, sehingga payback period juga dinyatakan dalam satuan tahun. 

a. Rumus payback period

Untuk menghitung payback period, unsur penting yang harus kamu dapatkan nilainya adalah proceeds atau kas netto yang dihitung per tahun. Apabila kas netto sebuah perusahaan selalu sama tiap tahunnya, maka payback period dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Payback Period (PP) = Dana Investasi Awal / Kas Netto 

Sementara itu, jika kas netto sebuah perusahaan selalu berbeda-beda, maka kamu harus menggunakan unsur-unsur berikut:

(n) = tahun terakhir yang nilai kumulatif kas-nya belum mencapai modal.

(a) = jumlah dana investasi atau modal awal.

(b) = jumlah kumulatif arus kas tahun ke-(n)

(c) = jumlah kumulatif arus kas tahun ke-(n+1)

Selanjutnya, rumus payback period dinyatakan sebagai berikut:

Payback Period (PP) = n + ((a-b)/(c-b))

b. Contoh Perhitungan

Berikut ini adalah contoh penghitungan payback period untuk arus kas tetap dan arus kas berubah tiap tahunnya.

Contoh soal pertama:

Sebuah perusahaan bernama PT Contoh Makmur melakukan pengadaan alat produksi seharga Rp300 juta. Menggunakan alat tersebut, keuntungan bersih yang didapatkan oleh perusahaan adalah Rp50 juta per tahun. Berapakah payback period alat produksi tersebut?

Jawaban:

Dana investasi awal = Rp300 juta

Kas netto = Rp50 juta

Payback Period (PP) = Dana Investasi Awal / Kas Netto

= Rp300 juta / Rp50 juta

= 6 tahun

Contoh soal kedua:

Seorang investor melakukan penanaman modal sebesar Rp100 juta ke sebuah perusahaan yang memiliki arus kas tahun pertama Rp50 juta, tahun kedua Rp40 juta, tahun ketiga Rp30 juta, dan tahun keempat Rp20 juta. Berapakah payback period alat produksi tersebut?

Jawaban:

n = 2 

a = Rp100 juta

b = Rp90 juta 

c = Rp120 juta

Payback Period (PP) = n + ((a-b)/(c-b))

= 2 + ((100-90)/(120-90)

= 2 + (10/30)

= 2 + ⅓

= 2 tahun + 4 bulan atau 2,4 tahun.

Indikator Payback Period

Ada tiga indikator yang dapat diperhatikan dari setiap hitungan payback period, yaitu sebagai berikut:
1. Jika payback period sebuah bisnis atau instrumen investasi tercapai lebih cepat dari waktu yang ditentukan, maka layak untuk pemberian dana. 

2. Jika tercapainya payback period sebuah bisnis atau instrumen investasi melebihi waktu yang semula diperhitungkan, maka tidak layak untuk diberi dana. 

3. Jika sebuah perusahaan melakukan beberapa proyek sekaligus, pilih proyek yang nilai payback period-nya paling cepat. 

indikator payback period

Kelebihan Payback Period

Selain BEP, payback period umum digunakan dalam penentuan investasi atau bisnis karena memiliki beberapa kelebihan. Berbagai kelebihan dari metrik ini adalah sebagai berikut.

1. Payback period dapat membantu investor mengukur lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan modal bisnis atau investasi.

2. Payback period dapat digunakan untuk membandingkan dan memilih dua proyek investasi, sehingga dapat memilih investasi dengan jangka waktu pengembalian lebih cepat.

3. Analisis payback period sederhana dan mudah, terutama untuk mengukur investasi pada perusahaan dengan kas netto tetap.

4. Payback period memberikan informasi tentang berapa lama Break Even Point (BEP) suatu proyek investasi.

5. Payback period juga dapat dipakai sebagai alat pertimbangan risiko. Semakin cepat payback period, maka semakin kecil pula risiko kerugian yang mungkin terjadi.

Kekurangan Payback Period

Meskipun menjadi salah satu penghitungan yang wajib digunakan oleh pemodal, payback period memiliki beberapa kelemahan. Beberapa kekurangan payback period adalah sebagai berikut.

1. Payback period tidak dapat memperhitungkan penerimaan hasil investasi setelah periode pengembalian modal tercapai.

2. Payback period tidak mengikutsertakan perhitungan Time Value of Money sebuah investasi.

3. Payback period tidak mampu memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.

4. Payback period tidak mempertimbangkan tingkat likuiditas perusahaan secara keseluruhan.

5. Payback period hanya dapat digunakan untuk mengukur kecepatan waktu kembalinya dana, tanpa mempertimbangkan keuntungan proyek pembangunan yang direncanakan.

6. Payback period tidak membedakan ukuran proyek satu dengan lainnya yang membutuhkan dana investasi berbeda.

7. Payback period tidak memperhitungkan biaya-biaya untuk mendukung investasi, termasuk selama periode pengembalian.

8. Payback period mengabaikan nilai sisa dari suatu investasi.

Menganalisis Bisnis dengan Fitur Delegasi

Memanfaatkan kemajuan teknologi, kamu dapat membuat laporan keuangan menggunakan asisten keuangan virtual Delegasi. Mulai dari arus kas, neraca, sampai laporan laba rugi dapat dilakukan lebih mudah dengan memanfaatkan Delegasi. 

Berbagai analisis penting seperti BEP, Payback Period, dan ROI juga dapat diketahui oleh pemilik bisnis tanpa melakukan input manual. Pelaku bisnis hanya perlu memotret nota dan mengirimkannya melalui Telegram. Hal ini akan membuat laporan keuangan menjadi lebih cepat, hemat, dan akurat.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan payback period?

Payback period adalah lama waktu yang digunakan untuk memulihkan modal awal dalam bisnis atau investasi. 

2. Untuk apa menghitung payback period?

Penggunaan payback period digunakan untuk mencari tahu berapa lama modal awal akan kembali diterima. Dengan begitu, metrik ini membantu memilih instrumen investasi atau ide bisnis yang tepat. 

3. Apa bedanya BEP dengan payback period?

BEP adalah keadaan keuangan ketika sebuah bisnis tidak memperoleh laba dan tidak menerima rugi, sementara payback period adalah lama waktu yang diperlukan untuk sebuah bisnis mencapai modal awalnya. 

BEP digunakan untuk mengetahui berapa jumlah penjualan minimal yang harus dilakukan agar tidak rugi, sedangkan payback period digunakan untuk mengetahui berapa lama modal akan kembali. Oleh karena itu, BEP dapat memperkirakan keuangan di masa depan, sementara payback period hanya dapat memperkirakan sampai nilai modal awal tercapai.

FAQ

Apa perbedaan antara kwitansi dan invoice?

Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.

Apakah nomor invoice penting?

Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.

Siapa yang menerbitkan invoice?

Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.

Kapan invoice dibuat?

Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.